Kebebasan berekspresi, berserikat, ibadah serta wartawan pastinya utama, namun hak-hak demokratis liberal 'terpusat' sesungguhnya butuh undang-undang fitnah ras, tuliskan Geoffrey Brahm Levey serta Helen Pringle.
Walaupun pemerintah Abbott terlihat sukai mengemukakan sesedikit mungkin, Jaksa Agung George Brandis udah mengkonfirmasi maksudnya buat mengedit atau mencabut keputusan fitnah rasial dari Undang-Undang Diskriminasi Rasial (RDA) atas nama menambah kebebasan berkata.
Brandis mengemukakan ia mau " memusatkan kembali pembicaraan hingga disaat orang berkata terkait hak, mereka berkata terkait hak kebebasan berekspresi, kebebasan berserikat, kebebasan ibadah serta kebebasan wartawan yg besar " .
Mengingat kebebasan ini pastinya utama, namun memusatkan hak-hak demokrasi liberal sesungguhnya butuh undang-undang fitnah ras.
Demokrasi yg mengedepankan kebebasan berkata serta kebebasan sipil yang lain kerapkali mengabadikannya dalam undang-undang hak. Di Amerika Serikat, dimana libertarianisme sipil kelihatan terbesar, juga ada rutinitas tinjauan yudisial serta yurisprudensi buat dengan cara agresif mengartikan serta mengadili nilai-nilai ini. Penggabungan serta para konservatif pastinya udah lama menentang undang-undang hak buat Australia serta model pengawasan yudisial yg turut serta.
Baca Juga : harga rda mad dog 2019
Kami ikut mau hak buat ikut serta dengan cara sama dengan dalam warga kami, tiada terpinggirkan dengan cara tak adil atau takut diisolasi.
Jadi penduduk negara dalam demokrasi liberal, kita hidup dengan kebebasan berekspresi, berserikat, ibadah, serta wartawan yg dilansir oleh Brandis. Namun kami ikut menghendaki hak buat ikut serta dengan cara sama dengan dalam warga kami, tiada terpinggirkan dengan cara tak adil atau takut diisolasi. Non-diskriminasi merupakan kembar alami dari kebebasan fundamental. Kita tak dapat semua nikmati kebebasan prinsipil dalam ukuran yg sama apabila diskriminasi dilaksanakan tiada rubah rugi.
Sisi 2A dari RDA membicarakan tabiat ofensif menurut kedengkian rasial. Ini termasuk juga clausal 18C dengan keputusan " mengusik, mengejek, permalukan atau mengintimidasi " atau yg dimaksud " undang-undang Bolt " sehabis Pengadilan Federal menemukannya kolumnis Andrew Bolt bertanggung-jawab atas dua artikel yg dia munculkan perihal ciri-ciri serta motif beberapa orang pribumi berkulit jelas. .
Sehabis ketentuan Bolt 2011, banyak yg udah menyerang keputusan ini jadi serangan yg tidak bisa dibenarkannya atas kebebasan berkata.
Tetapi butuh diingat kalau Sisi 18C merupakan sisi dari Undang-Undang Diskriminasi Rasial. Ini bukan sisi independent dari undang-undang yg membidik pidato, lantaran banyak kritikus bakal memilikinya. Tes luas dalam pertimbangkan tabiat menurut Sisi 18C merupakan " diskriminasi " , ialah, suatu hal yg dilaksanakan dengan perbuatan yg " mengusik, mengejek, permalukan atau mengintimidasi " melalui langkah diskriminatif atas basic ciri-ciri khusus.
Dalam masalah ini ikuti perbuatan anti-diskriminasi yang lain. Disaat mengenalkan Sisi 18C ke RDA pada tahun 1994, Jaksa Agung Michael Lavarch kala itu mencatat simetri dengan uji pelecehan seksual : " Syarat-syarat kalau tabiat yg diresahkan mesti 'menyinggung, mengejek, permalukan atau mengintimidasi' merupakan sama seperti dimanfaatkan buat memastikan pelecehan seksual dalam Seks Diskrimination Act. " Pelecehan ikut termasuk kata serta tindakan.
Read More : review therion 166 indonesia
Sejak mulai perkara Bolt, Sisi 18C udah disinggung seakan-akan seorang yg cuma mengerjakan pelanggaran bisa memohon pertolongan menurut UU itu. Pastinya ini bukan trik keputusan beroperasi. Satu perbuatan mesti penuhi beberapa pengujian ketat sebelum bisa dikira melanggar hukum. Bahkan juga lantas, per pengecualian Sisi 18D, perbuatan ofensif serta mengejek tidak bisa dikira melanggar hukum apabila dilaksanakan dengan cara lumrah serta dengan kemauan baik dalam pengejaran artistik, ilmiah, akademik atau jurnalistik buat keperluan publik.
Ini merupakan ukuran dari egregiousness Andrew Bolt dalam dua kolomnya hingga dia dapat bertabrakan dengan pengecualian yg luas ini.
Mengingat kalau pengadilan serta pengadilan udah mengartikan faktor " mengusik serta mengejek " 18C jadi standard yg tinggi, pertanyaan yg terkait tidaklah apa keputusan ini mesti digagalkan lantaran mereka beroperasi jadi ujung batas rendah. Apabila ada, pertanyaannya merupakan apa mereka berlebihan di samping rencana yg lebih ketat terkait " permalukan " serta " mengintimidasi " .
Perasaan tersinggung atau terhina pastinya tetap beri motivasi individu atau group buat ajukan aduan dibawah RDA. Namun mungkin cukuplah untuk undang-undang buat berkonsentrasi pada apa satu perbuatan bertujuan buat permalukan atau mengintimidasi individu atau group menurut ras, warna kulit atau asal berkebangsaan atau etnis. Merendahkan bahkan kemungkin ditambahkan ke keputusan buat menggarisbawahi apakah yg dipertaruhkan di sini.
Tetapi, mereka yg memikir kalau kebebasan berkata mesti dilindungi terputus dari apa itu dimanfaatkan buat merendahkan atau meminggirkan kelompok-kelompok khusus mesti memikir kembali. Sejumlah juara kebebasan berkata serta usul paling berat di Sisi 18C merupakan jurnalis serta organisasi wadah yg menetapkan, dengan cara resmi atau implisit, kode perkataan pada apakah yg pembaca atau penonton mereka bisa ungkapkan dalam komentar di kolom media pers atau program TV. Serta cod mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar