Selasa, 16 April 2019

Warga Pusing Karena Harga Batu Bata Naik

Pembangunan rumah terus (Hutap) untuk penduduk korban gempa tak selamanya berjalan lancar. Walaupun budget udah ada, akan tetapi tetap saja ada hambatan.

Di Lingkungan Pengempel Indah, Kelurahan Bertais, Kota Mataram umpamanya. Pembangunan Hutap terhambat material. “Bata yg limit kini, ” kata Kepala Lingkungan Pengempel Indah Sudi Sudarsana kala menyaksikan pembangunan hutap di lingkungannya, tempo hari (27/3) .

Pantauan Koran ini, proses pelaksanaan Hutap di Lingkungan Pengempel Indah cuma di sebagian tempat. Tak komplet. Perihal ini berlangsung lantaran tak ada batu bata yg bakal dimanfaatkan banyak tukang buat mengerjakan penembokan.

Selanjutnya : harga batu bata surabaya

Di lain bagian, di sebagian rumah tukang kelihatan repot bikin paduan buat plester dinding hutap. “Kalau yg udah nembok, kan tak diperlukan bata. Tinggal beli semen serta pasir saja, ” ucap Sudi sambil memprotes langkanya bata.

Semestinya, ujarnya, dalam pembelian bata di semasing group warga (Pokmas) tak dibagi dahulu ke semua anggota.  Akan tetapi buat satu anggota dahulu. Dengan demikian banyak tukang terus kerja. Sebaliknya, apabila bata yg didistribusikan ke lingkungan dibagi ke banyak anggota Pokmas, karena itu jelas bakal kurang di tiap-tiap rumah. Karena itu, terbentuklah kekurangan bata yg bikin tak ada kesibukan di beberapa rumah pada pembangunan hutap seperti kini.

Sekarang, harga bata cukuplah tinggi. Yg dulunya bata seribu biji dia peroleh pada harga Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu, saat ini harga nya hingga Rp 750 ribu. Walaupun sebenarnya, di Ide Budget Ongkos (RAB) buat pembelian bata per seribu biji harga nya Rp 600 ribu. “Jika tetap dibawah satu juta, bisa kita beli, ” tutupnya.

Artikel Lainnya : motif keramik dinding kamar mandi

Progres pembangunan Hutap di Lingkungan Pengempel Indah cukuplah bagus. Dari 124 rumah rusak berat, progres pelaksanaan hampir tuntas seluruhnya. “Kalau yg tuntas keseluruhan ada lebih kurang 24 unit rumah, ” ucapnya.

Disamping itu salah seseorang penduduk yang lain Rifai mengemukakan, proses pelaksanaan rumah yg didirikannya dengan rencana Rumah Instant Konvensional hampir tuntas. Saat ini ujarnya, tinggal nantikan pengecatan saja. “Alhamdulillah rumah ini dapat kami menduduki, ” terangnya.

Awal kalinya, makin Rifai, dia tak yakin oleh karena ada pemberian dari pemerintah pusat ini. Seusai dialirkan, soal muncul . Dia tak dapat mencairkan pemberian ini buat mendirikan rumah lantaran ketentuan yg cukuplah banyak.

“Tapi semuanya itu dapat kami lewati, serta selanjutnya rumah kami udah terjaga, ” ucapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar